*) klik gambar untuk memperbesar
Kamis, 03 September 2015
Selasa, 18 Agustus 2015
Mubes Parsadaan Situmorang Luar Biasa
Written By Lintas Publik on Rabu, 28 November
2012 | 13.56
LINTAS PUBLIK - Mubes Parsadaan Situmorang Luar Biasa. Meningkatkan Kualitas SDM di Era Global. Pomparan Situmorang, Sipitu Ama Dohot Boruna menggelar sebuah perhelatan
besar.Ratusan orang yang tergabung dalam keluarga besar pomparan Situmorang,
Sipitu Ama Dohot Boruna dari berbagai penjuru Indonesia, menghadiri musyawarah
besar (Mubes) Parsadaan Situmorang, 12 Juli 2008 di Convention Hall Hotel Danau
Toba Medan.
Acara yang berlangsung meriah dan penuh keakraban itu
dihadiri Gubernur Sumut, Drs. H.Syamsul Arifin, SE, Dirjen Otonomi Daerah
(Otda) Depdagri, Dr. Sojuangon Situmorang MSi, DR GM Panggabean selaku tokoh
Batak yang datang bersama putranya anggot DPRD Sumut, Ir GM Chandra Panggabean,
Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Sumut, JA Ferdinandus, sejumlah pejabat
serta tokoh masyarakat, pemuka adat Batak, artis Batak dari Jakarta, Bunthora
Situmorang.Thema Mubes Parsadaan Situmorang yakni, "Mewujudkan Persatuan
dan Kesatuan Pomparan Situmorang, Sipitu Ama Dohot Boruna, Meningkatkan kualitas
SDM Di Era Globalisasi".
Ir. JB Siringoringo Terpilih Jadi Ketua Umum Parsadaan Situmorang Sipitu Ama se Indonesia
Sabtu, 28 Juni 2014 | 14:22:48
Medan (SIB)- Pada masa Perjanjian Lama, Prinsip Dalihan Natolu
sebenarnya sudah diterapkan. Pada keluaran 18:7-8, disebutkan, Musa bersujud
dan mencium Yitro mertuanya memohon izin untuk membawa bangsa Israel keluar
dari Mesir. Musa menceritakan kepada mertuanya segala yang dilakukan Tuhan
kepada Firaun dan kepada orang Mesir dan bagaimana Tuhan akan menyelamatkan
orang Israel.
Lalu Yitro merestui Musa, dan
dibawanyalah bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa memiliki
kakak perempuan bernama Miryam, perempuan itu menjelek-jelekkan Musa karena
Musa mengambil perempuan Kush sebagai istrinya. Suatu ketika Miryam sakit
kusta, lalu Musa memohon penyembuhan kepada Tuhan maka sembuhlah penyakitnya.
Tuhan juga memperingatkan abang Musa menjelek-jelekannya.
Orang Batak Beruntung Memiliki Parmargaon dan Dalihan Natolu Yang Bisa Menentukan Arah Politik
Minggu, 22 Juni 2014 |
13:25:23
Medan (SIB)- Acara perkumpulan marga saat ini monoton didominasi
adat, mekanisme kerja secara modern kurang diperhatikan, bahkan hampir tidak
ada. Harapan ke depan kepengurusan parsadaan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna
(PSSAB) se Indonesia harus memperhatikan bahwa soliditas komunitas itu
nomor satu,bukan banyaknya orang.
“Hal itu dikatakan Palmer Situmorang SH,
utusan Cabang Jakarta pada Musyawarah Besar (Mubes) III Parsadaan Situmorang
Sipitu Ama Dohot Boruna (PSSAB) se Indonesia yang digelar, Sabtu (21/6) di
Hotel Santika Dyandra Medan.
Mau Dibawa Kemana Situmorang Indonesia?
Pegiat
Koperasi
REP
| 02 June 2014 | 17:09
Mendengar marga
Situmorang sudah tidak asing di Indonesia ini bahkan panggilan tersebut sudah
mendunia. Situmorang adalah salah satu nama dari keturunan Raja
Lontung. Nama tersebut berubah menjadi marga (fam) bagi
keturunannya. Marga Situmorang merupakan marga tertua di Suku
Batak. Yang menjadi pertanyaan adalah Mau dibawa Kemana
Situmorang Indonesia? Sesuai rencana Panitia Mubes Situmorang Sipitu
Ama akan diadakan tanggal 20-22 Juni 2014 di Medan. Ini suatu pekerjaan
yang luar biasa, bisa mempertemukan para tokoh-tokoh Situmorang Sipitu Ama dari
Seluruh Indonesia. Yang menjadi kekhawatiran saya adalah apakah Mubes ini
hanya memikirkan tercapainya satu target yaitu Pergantian Pengurus lama
ke Pengurus yang baru, karena periode kepengurusannya sudah selesai, atau
tercapainya suatu keputusan2 yang fenomenal dan briliant yang bisa
menggairahkan semangat Situmorang (pomparannya Situmorang Sipitu Ama) ke
depan dalam satu kesatuan menghadapi tantangan zaman.
Kisah Namorapanaluan Situmorang Lumbannahor; Asal-usul Kampung Sirait Samosir
![]() |
Martua Sirait/ pencinta budaya |
OPINI
| 20 June 2012 | 17:37
Kisah Kampung
Sirait terkait dengan Situmorang Lumban Nahor adalah sebagaimana yang
dituliskan Waldemar Hutagalung (1926) dalam bukunya “Pustaha Batak, Tarombo
dohot Turiturian ni Bangso Batak” (diterbitkan kembali oleh CV Tulus Jaya,
Jakarta, 1991).
Dikisahkan tentang Lumba Nahor memiliki dua anak
yakni: 1) Tangka Ulubalang dan 2) Namora Panaluan. Setelah Lumban Nahor
meninggal, timbullah perselisihan antara Tangka Ulubalang dengan adiknya Namora
Panaluan. Pemicu pertengkaran adalah soal pembagian rumah dan kerbau warisan
orangtua. Karena perselisihan itu, Namora Panaluan kemudian pergi merantau ke
lembah Toba. Di Toba beliau kemudian menikahi putri dari marga Manurung.
Langganan:
Postingan (Atom)