Selasa, 18 Agustus 2015

Orang Batak Beruntung Memiliki Parmargaon dan Dalihan Natolu Yang Bisa Menentukan Arah Politik

SIB/ Horas Pasaribu / Penasehat Parsadaan Situmorang Sipitu Ama se Indonesia Drs AM Situmorang membuka Musyarawah Besar III PSSAB, Sabtu (21/6/2014) di Hotel Dyandra Medan. didampingi unsur penasehat Monang Siringoringo, Edwin Pamimpin Situmorang, SH, MH, Ketua Umum DPP Parsadaan Situmorang Sipitu Ama se Indonesia Kombes Pol (Purn)DU Sitohang, Ketua Umum Panitia Ir JB Siringoringo.
 Minggu, 22 Juni 2014 | 13:25:23
Medan (SIB)- Acara perkumpulan marga saat ini monoton didominasi adat, mekanisme kerja secara modern kurang diperhatikan, bahkan hampir tidak ada. Harapan ke depan kepengurusan parsadaan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna (PSSAB) se Indonesia harus  memperhatikan bahwa soliditas komunitas itu nomor satu,bukan banyaknya orang.
“Hal itu dikatakan Palmer Situmorang SH, utusan Cabang Jakarta pada Musyawarah Besar (Mubes) III Parsadaan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna (PSSAB) se Indonesia yang digelar, Sabtu (21/6) di Hotel Santika Dyandra Medan.

Menurut praktisi hukum ini, orang Batak hanya memperhatikan masalah adat kurang memperhatikan infrastruktur yang begitu baik. Padahal orang Batak  memiliki infrastruktur yang sangat bagus yakni “parmargaon” dan “dalihan natolu”. Sehingga memiliki jati diri ketika mengelompokkan diri untuk membuat suatu gerakan dalam mendukung komunitasnya.
“Itu sangat bagus, hanya sayangnya Pemilu kita baru dua periode pemilihan langsung, nanti dua periode yang akan datang semua berebutan menjadi  pengurus marga-marga. Karena itu akan menentukan arah politik satu wilayah, jadi orang Batak beruntung memiliki infrastruktur parmargaon dan dalihan natolu, kita tunggu dua periode yang akan datang akan kita rasakan manfaat komunitas parmargaon ini,” ucap Palmer Situmorang.
Mubes dibuka salah seorang unsur penasehat, Drs AM Situmorang, mantan pembantu Gubsu era Raja Inal Siregar ini mengharapkan agar pomparan Situmorang tetap menggalakkan marsipature hutana be, untuk membangun kampung halaman. Minimal membangun tugu, karena dalam pembangunan tersebut pasti jalan ke lokasi akan terbangun, untuk mewujudkan itu pomparan Situmorang harus kompak. 
Ketua DPP PSSAB Kombes Pol (Purn) Drs DU Sitohang mengatakan, tahun 1960 perkumpulan ini sudah terbentuk terutama di kota-kota besar bernama PASIBONA. Tahun 1972 pengurus melaksanakan pertemuan besar dalam bentuk seminar dan menjadi embrio terbentuknya Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang berperan mengkordinir punguan lebih terorganisir.
Namun dalam perjalanannya penuh dinamika dan pasang surut yang sangat tergantung pada  perhatian pengetua, tokoh serta orangtua terdahulu. Punguan ini telah melantik kepengurusan. Tahun 1987 kepengurusan diaktifkan kembali dengan tugas pokok “Pembangunan Tugu Situmorang Sipitu Ama di bona pasogit Urat Samosir. Tahun 1991 kepengurusan vakum, lalu diprakarsailah Mubes I tahun 2003 dan terakhir 2008 diketuai Ir Suga Situmorang dan Mubes II tahun 2008-2014 diketuai Kombes Pol Drs DU Sitohang.
Dikatakannya, marga Situmorang adalah salah satu marga tertua dan besar di lingkungan etnis Batak. Melihat perkembangan zaman dan populasinya, perlu adanya kelestarian dan keutuhan marga ini oleh generasi mudanya.
Tema Mubes: Dengan semangat Tampak na do tajom na, rim ni tahi do gogona, kita bangun kebersamaan untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan demi kemajuan pomparan Ompu Tuan Situmorang. Dengan tema tersebut, Ketua Umum Panitia Ir JB Siringoringo mengatakan, pomparan Situmorang harus komit dengan tona ni Ompu Tuan Situmorang yaitu, sisada anak, sisada lulu di boru. Artinya tidak boleh cerai berai tapi mengedepankan kepentingan bersama untuk menjaga keutuhan marga Situmorang Sipitu Ama.
Ketua Umum PSSAB Kota Medan Ir B Situmorang, MBA, MM mengatakan, Ompu Tuan Situmorang mewariskan pohon jabi jabi Sisangapon di Urat Samosir pertanda persatuan bagi keturunannya. PSSAB Medan membuat replika pohon tersebut  berupa tabungan jabi jabi sisangapon berupa dana abadi yang akan diwariskan kepada generasi muda yang sekarang sudah terkumpul Rp 105.703.000.
Ketua Cabang PSSAB Pekanbaru St A Siringoringo menjelaskan, persatuan dan kesatuan harus diwariskan keturunan sekarang kepada generasi muda ke depan. Budaya Batak harus ditularkan kepada generasi muda meski lahir dan besar di kota besar.  Harus tahu  bertutur, siapa bapatuanya, bapaudanya, namboru, abang, adik atau ibotonya. Perkembangan pomparan Situmorang di Pekan Baru sangat menggembirakan, kini berjumlah 1200 KK dan sudah memiliki Website.
Dari boru, Sahala Panggabean menawarkan konsep sebuah forum untuk peningkatan kesejahteraan punguan yang tidak mengurusi urusan adat. Karena generasi muda harus diperhatikan masa depannya karena mereka adalah aset bangsa.
Tampak hadir Brigjen Monang Situmorang, mantan Ketua Pengadilan Tinggi Sumut Monang Siringoringo,Edwin Pamimpin Situmorang, SH, MH,  Edward Situmorang, Sahala Panggabean (boru), Sitor Situmorang, Wakajati Sumsel Sudung Situmorang, SH, MH, Sekda Humbahas Saul Situmorang, Manahan Situmorang, Parlin Situmorang,  Pdt Santun Situmorang. Peserta Mubes terdiri dari DKI, Palembang, Surabaya, Pekan Baru, Batam, Medan, Tobasa, Humbahas, Tarutung, dll. (A14/i)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar