Sabtu, 28 Juni 2014 | 14:22:48
Medan (SIB)- Pada masa Perjanjian Lama, Prinsip Dalihan Natolu
sebenarnya sudah diterapkan. Pada keluaran 18:7-8, disebutkan, Musa bersujud
dan mencium Yitro mertuanya memohon izin untuk membawa bangsa Israel keluar
dari Mesir. Musa menceritakan kepada mertuanya segala yang dilakukan Tuhan
kepada Firaun dan kepada orang Mesir dan bagaimana Tuhan akan menyelamatkan
orang Israel.
Lalu Yitro merestui Musa, dan
dibawanyalah bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa memiliki
kakak perempuan bernama Miryam, perempuan itu menjelek-jelekkan Musa karena
Musa mengambil perempuan Kush sebagai istrinya. Suatu ketika Miryam sakit
kusta, lalu Musa memohon penyembuhan kepada Tuhan maka sembuhlah penyakitnya.
Tuhan juga memperingatkan abang Musa menjelek-jelekannya.
“Itulah
salah satu unsur Dalihan Natolu, somba marhula-hula, elek marboru dan
manat mardongat tubu,” ucap Pdt Siringoringo pada Pesta Syukuran dan
Musyawarah Besar Parsadaan Situmorang Sipitu Ama se-Indonesia, Minggu (22/6) di
Santika Hotel Dyandra Jalan Maulana Lubis Medan.
“Orang
Jepang juga menjunjung tinggi prinsip Dalihan Natolu, mereka memiliki marga dan
sangat menghargai turunan nenek moyangnya. Nama Suzuki dan Honda
adalah marga orang Jepang. Mitsubishi artinya tiga berlian yang sama artinya
seperti Dalihan Natolu. Jepang menjadi negara yang besar dan makmur karena
membangun negara dengan memberdayakan marga-marga yang ada.
“Untuk
itu, marga Situmorang Sipitu Ama harus memikirkan masa depan yang penuh harapan
untuk keturunannya di masa datang. Kalau bisa mari kita ciptakan mobil merk
Situmorang, mari kita pikirkan itu, jangan yang kita pikirkan hosom, teal, elat
dan late. Pikirkan apa yang terbaik harus kita lakukan agar berkat Tuhan
dicurahkan untuk kita,” jelasnya.
Dia mengutip kitab Mazmur yang mengatakan,
alangkah indahnya dan baiknya jika bersaudara duduk bersama, karena Tuhan akan
mencurahkan berkatNya. Firman itu terkait dengan dengan Mubes dan Pesta
Syukuran Keturunan Situmorang Sipitu Ama yang sedang berkumpul dan duduk
bersama.
Untuk itu, katanya, perlu ditumbuhkan
persatuan dan kesatuan di dalam internal Situmorang Sipitu Ama. Karena berkat
tidak akan tercurahkan jika tidak turut dalam firman Tuhan. Itu sebabnya
Abraham setiap detik hidupnya diserahkan kepada Tuhan sehingga Tuhan
memberkatinya menjadi bangsa yang besar.
Situmorang Sipitu Ama mengadakan Musbes III
untuk menyempurnakan AD/ART dan memililih pengurus baru, maka terpilihlah Ir JB
Siringoringo menjadi Ketua Umum Situmorang Sipitu Ama se Indonesia dan Sekjen
dipercayakan kepada Marihat Situmorang MKom periode 2014-2019.
Pengurus dilantik mantan Ketua DPP Kombes Pol
(Pur) Drs DU Sitohang yang menjadi dewan penasehat, didampingi unsur penasehat
lainnya seperti Edwin Pamimpin Situmorang SH MH, Drs Monang Siringoringo SH dan
Drs AM Situmorang. Turut hadir Sudung Situmorang SH, MH (Wakajati Sumsel),
Palmer Situmorang SH MH (Penasehat Hukum Presiden SBY), Sahala Panggabean
(boru), Pengurus DPC dari bona pasogit Samosir, Tobasa, Tarutung, Sibolga,
Jabodetabek, dan lain-lain.
JB Siringoringo mengatakan, besarnya
animo warga Situmorang ikut dalam Mubes diharapkan lebih meningkatkan semangat
falsafah Batak: ”Tampak na do tajom na, rim ni tahi do gogo na.” Semangat itu
tidak boleh hilang, tapi harus lebih komit dengan tona (pesan) Op Tuan
Situmorang, yaitu si sada lulu di anak, si sada lulu di boru. “Artinya kita
tidak boleh tercerai berai karena masalah, tapi selalu mengedepankan
kepentingan bersama untuk menggapai kebersamaan sekaligus menjaga keutuhan
marga Situmorang Sipitu Ama,” paparnya.
Mantan Ketua Umum Kombes (Purn) DU Sitohang
mengatakan, marga Situmorang adalah salah satu marga tertua dan besar di
lingkungan etnis Batak dan salah satu keturunan si Raja Lontung. Sejalan dengan
perkembangan jalan generasi penerus perlu mewaspadai agar keutuhan/kelestarian
Situmorang jangan sampai tercerai. (A14/h)
http://hariansib.co/mobile/?open=content&id=20026
Tidak ada komentar:
Posting Komentar