Keluarga Besar Keturunan si Raja Pande se-Jabodetabek
(sebuah usaha membangun tanggung jawab sebagai Raja Jolo)
Sejak tahun 1985, beberapa orang keturunan si Raja Pande Situmorang yang berdomisili di Jabotabek, mulai menyadari dan merasakan betapa penting dan mendesaknya dilakukan upaya untuk mengumpulkan dan mengkoordinir keturunan si Raja Pande Situmorang yang berdomisili di Jabotabek. Kesadaran dan perasaan tersebut setidaknya dilatarbelakangi oleh 4 (empat) pertimbangan yaitu:
- Karena hampir semuanya adalah perantau dan orang tuanya berada di kampung halaman, maka bila ada pemuda atau pemudi keturunan si Raja Pande yang mau berumah tangga maka yang berperan menjadi orangtuanya (mangamai) harus lah keturunan keturunan si Raja Pande Situmorang;
- Masih minimnya jumlah keturunan si Raja Pande yang mau hadir atau berperan pada acara-acara maupun yang bersedia dipilih menjadi pengurus inti punguan ‘Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama’ di lingkungan Jabotabek. Sehingga pertemuan rutin atau sebuah wadah diharapkan dapat menjadi forum penyadaran dan pembinaan;
- Dahulu kala keturunan si Raja Pande menyebar ke beberapa daerah (kampung) baik di wilayah Pulau Samosir maupun di luar Pulau Samosir, sehingga keturunannya yang berdomisili di Jabotabek perlu saling mengenal (martutur) satu sama lain;
- Dengan adanya pertemuan berkala atau suatu wadah maka akan sangat terbantu untuk menyusun dan memperbaharui Tarombo (Silsilah) keturunan si Raja Pande Situmorang dari masa ke masa;
Beberapa orang yang berinisiatif mewakili kehadiran keturunan si Raja Pande pada kegiatan punguan Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama se Jabodetabek, maupun yang selalu berdiskusi mengenai keberadaan dan masa depan keturunan si Raja Pande di Jabotabek dalam kurun waktu 1985-1995, diantaranya adalah:
- Jauliman Situmorang/ br. Sinaga (Op. ni si Reza), sering disebut: par Taman Solo;
- Drs. MW. Situmorang/ br. Silalahi (Op. Dean), sering disebut: si Camat;
- Drs. Ambit Vontumen Situmorang/ br. Tambunan (A. Juniar/ Op. Jonatan);
- Renatus Situmorang/ br. Hutasoit (A. Paramita);
- Tomson Situmorang/ br. Marbun;
- Daulat B. Situmorang/ br. Sinaga (A. Hendry/ Op. Alvin);
- Drs. J.H Situmorang/ br. Parapat (Op. Nathanael);
- Drs. TM. Situmorang/ br. Simanjuntak (Op. Jurgen);
Para tokoh atau Natua-tua keturunan si Raja Pande ini menyadari, mengalami dan menyaksikan bahwa karena Ompung kita, si Raja Pande Situmorang, merupakan Raja Jolo atau Raja Sihahaan atau Raja Siakkangan (Anak Sulung) di antara Situmorang Sipitu Ama maka setiap ada acara punguan Pomparan Ompu Tuan Situmorang maupun acara adat Situmorang Sipitu Ama maka keturunan si Raja Pande selalu harus (diminta) untuk memimpin atau setidaknya untuk berbicara terlebih dahulu dari keturunan Ompung kita yang 6 (enam) lagi (Raja/ Lumban Nahor, Tuan Suhut/ Suhut Ni Huta, Tuan Ringo, Dori Mangambat Sitohang Uruk, Raja Itubungna Sitohang Tonga-tonga dan Ompu Raja Bona Ni Onan Sitohang Toruan). Pendek kata, keturunan si Raja Pande harus (selalu dituntut atau diperlakukan) sebagai ‘pemimpin’ atau ‘raja panungkun (penanya)’ dan ‘raja sisungkunon (yang ditanya/ tempat untuk bertanya)’.
Namun kenyataan pahit menunjukkan bahwa selain jumlah populasinya yang sedikit atau jarang, mayoritas keturunan si Raja Pande juga ternyata memiliki pendidikan dan kehidupan ekonomi yang rendah. Sehingga tidak mengherankan apabila kehadiran, kepercayaan diri serta kemampuannya untuk berbicara dan tampil sebagai pemimpin di acara adat juga rendah. Akibatnya, mayoritas dari yang sedikit keturunan si Raja Pande yang ada, cenderung mengambil sikap menghindar (mangissuruti). Sehingga, bila ada acara adat Situmorang Sipitu Ama maka keturunan si Raja Pande pasti datang belakangan dan duduk di posisi paling belakang pula, dengan maksud agar dirinya tidak diminta atau dipersilahkan untuk berbicara oleh keturunan Anggi Doli yang 6 (enam) lagi. Kebiasaan datang belakangan dan pulang duluan ini seolah menjadi karakter atau ciri khasnya keturunan si Raja Pande untuk menutupi sikap rendah diri dan ketidakmampuannya setiap ada acara Adat Situmorang Sipitu Ama (?)
Sedih dan prihatin atas keadaan tersebut maka beberapa orang diantara tokoh-tokoh sebagaimana tersebut di atas mengimpikan adanya suatu wadah atau setidak-tidaknya pertemuan periodik bagi keturunan si Raja Pande. Wadah atau pertemuan periodik tersebut, selain sebagai sarana untuk berdoa bersama kepada Tuhan untuk meminta pertumbuhan, pengetahuan serta keterampilan bagi keturunan si Raja Pande, juga diharapkan sebagai tempat untuk saling menguatkan, berbagi, dan menyemangati satu sama lain. Sehingga, lambat laun keturunan si Raja Pande diharapkan dapat mengambil peran yang aktif, berkualitas serta bertanggung jawab dalam setiap kegiatan atau acara punguan Pomparan Ompu Tuan Situmorang maupun Acara Adat Situmorang Sipitu Ama di wilayah atau daerah tempat tinggal masing-masing.
Dengan demikian, dari sejak dahulu sampai sekarang, tidak ada dan tidak boleh ada niat sedikit pun dalam diri setiap individu keturunan si Raja Pande untuk memisahkan diri dari atau mengurangi peran dan tanggung jawabnya pada punguan Pomparan Ompu Tuan Situmorang. Sebaliknya, sebagai Raja Jolo atau Raja Sihahaan justru berkomitmen dan harus terus berupaya agar mampu menjadi pemersatu dan pengayom bagi seluruh keturunan Ompu Tuan Situmorang serta berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas perannya di tengah-tengah segenap keturunan Ompu Tuan Situmorang, baik dalam acara suka cita lebih-lebih pada saat duka atau kemalangan atau kesusahan.
Setelah kurang lebih 10 (sepuluh) tahun berwacana (baik pro maupun kontra) pada tanggal 4 Februari 1996, atas dukungan Natua-tua dan boru serta kerja keras beberapa orang panitia yang dikoordinir oleh Bpk. Kol.(Purn). S. Situmorang SE,MM (A. Andhy) sebagai Ketua dan Bpk.T.Situmorang/ br.Simarmata (A.Lena) sebagai Sekretaris, akhirnya ratusan orang keturunan Ompung kita, si Raja Pande Situmorang, yang berdomisili di Jabotabek dan sekitarnya, akhirnya dapat berkumpul dan berpesta Bona Taon di Balai Pertemuan Himalaya, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Di luar dugaan Natua-tua dan Panitia, saat itu terkumpul data keturunan si Raja Pande termasuk ‘Boru’ dan ‘Bere’ sebanyak 250 KK. Padahal, penyebaran informasi hanya secara lisan dari mulut-ke mulut.
Untuk menghindari kesan atau penilaian keliru ‘seakan-akan membuat punguan sendiri di luar Situmorang Sipitu Ama’ maka ke-250 KK tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan kampung (luat) yang menjadi asal muasal dan tempat bertumbuhnya kakek moyang (ompung) masing-masing, yaitu: Urat, Lontung, Pananggangan, Lumban Suhi-Suhi, Pangururan, Parapat, Janji Raja dan Sijungkang (Pakkat/ Parlilitan). Dalam perjalanan selanjutnya, ke-8 kampung (luat) yang menjadi asal muasal dan tempat bertumbuhnya keturunan ‘Raja Pande Situmorang’ ini sering disebut sebagai ‘Desa na ualu’ atau ‘Luat na ualu’ atau ‘Na ualu luat.’
Satu setengah bulan setelah Pesta Bona Taon tersebut atau tepatnya tanggal 23 Maret 1996, sebanyak 15 KK tokoh atau Natua-tua yang mewakili 8 luat tersebut berkumpul di rumah Bpk. Bpk. T. Situmorang/ br Simarmata (A.Lena) untuk membahas laporan pertanggungjawaban Panitia Bona Taon. Pada saat itu, mengemuka usulan atau aspirasi agar dibentuk suatu wadah atau forum Keluarga Besar Pomparan si Raja Pande se-Jabotabek’. Pertemuan lanjutan kemudian diadakan pada tanggal 24 November 1996 dan menyepakati arisan bulanan yang dimulai pada tanggal 11 Januari 1997. Pada mulanya, anggota arisan bulanan hanya sebanyak 20 KK yang mewakili setiap luat, dan selanjutnya semakin bertambah tahun demi tahun. Dalam perkembangannya, arisan bulanan ini lah yang menjadi motor penggerak dan pemelihara semangat perjalanan Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek’. Atas kesepakatan dan dorongan peserta arisan bulanan, selanjutnya diadakan Pesta Bona Taon II Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek’ tahun 1999 di Gedung Restu 2 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang kepanitiaannya dipimpin oleh Bpk. Drs. Ambit Vontumen Situmorang/ br. Tambunan (A. Juniar) sebagai Ketua.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya tanggal 25 Juni 2006 diadakan Pesta Bona Taon III ‘Situmorang Lumban Pande se-Jabodetabek’ di Gedung Restu 1 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang kepanitiaannya dipimpin oleh Bpk. A. Situmorang (A. Santy/ Op. ni si Haposan) sebagai Ketua dan Bpk. Drs. R. Situmorang/ br. Manalu (A. Kendo) sebagai Sekretaris. Pada Pesta Bona Taon III tanggal 25 Juni 2006 ini disepakati dan diambil suatu keputusan penting yaitu ‘menyatakan berdirinya Keluarga Besar Pomporan si Raja Pande se-Jabotabek serta mengangkat Bpk. T. Situmorang/br. Simarmata (A. Lena) sebagai Ketua dan Bpk. St. Gayus Situmorang/br. Siregar (Op. Arnold) sebagai Sekretaris untuk kepengurusan periode 2006-2010.
Empat tahun kemudian yaitu pada tanggal 28 Maret 2010, bertempat di Gedung Pertemuan Pertamina, Cempaka Putih-Jakarta Pusat, Keluarga Besar Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek’ mengadakan Pesta Partangiangan Bona Taon, yang dikoordinir oleh Bpk. R.B. Situmorang,SE/ br. Simanjuntak (A. Dewi/ Op. nisi Jessica) sebagai Ketua Panitia dan Bpk. Amson Situmorang,SE/ br. Turnip,SSi (A. Grace) sebagai Sekretaris Panitia. Pada Pesta Bona Taon tanggal 28 Maret 2010 tersebut dibentuk Pengurus Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek’ Periode 2010-2015, yang dipimpin oleh Bpk. A. Situmorang/ br. Aruan (A. Santy/ Op. nisi Haposan) sebagai Ketua dan Bpk. M. Situmorang/ br. Limbong (A. Linarty) sebagai Sekretaris.
Setelah masa 5 tahun berlalu dan regenerasi kepengurusan perlu dilakukan maka selanjutnya diadakan Bona Taon/ Pesta Partangiangan IV pada tanggal 21 Juni 2015 di Balai Pertemuan Sejahtera Jakarta Timur, yang kepanitiaannya dipimpin oleh Bpk. St. SEH Situmorang/ br. Munte (A. Nella) sebagai Ketua dan Bpk.BMS. Situmorang/ br. Sitindaon (A. George) sebagai Sekretaris. Pada acara ini, 9 (sembilan) orang Tim Formatur yang dipimpin oleh Bpk. Kol.(Purn). S. Situmorang SE,MM (A. Andi) menunjuk Bpk. St. SEH Situmorang/ br. Munte (A. Nella) sebagai Ketua Umum dan Bpk. A. Situmorang/ br. Turnip (A. Grace) sebagai Sekretaris Umum Pengurus Keluarga Besar Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek Periode 2015-2020. Pada kesempatan ini, tercapatat jumlah anggota, tidak termasuk Bere/ Ibebere, sebanyak 698 KK.
Pelan tapi pasti, tangisan, impian serta doa tokoh atau Natua-tua keturunan si Raja Pande Situmorang sejak tahun 1985-an ternyata didengarkan oleh Tuhan. Akhirnya, semakin terasa dan kelihatan bahwa keturunan ‘Raja Pande Situmorang’ yang berdomisili di Jabodetabek semakin bertumbuh dan berkembang. Jumlah populasi semakin naik (700-anKK), jumlah keluarga yang pendidikan dan ekonominya terberkati, juga menunjukkan tren kenaikan. Sehingga, kehadiran serta peran keturunan si Raja Pande di punguan Pomparan Ompu Tuan Situmorang maupun dalam acara adat Situmorang Sipitu Ama pun semakin bertumbuh dan berkembang. Sudah ada beberapa orang yang mau dan mampu tampil sebagai Raja Parhata (Parsinabul), Protokol serta menjadi penggerak maupun pengurus inti pada punguan ‘Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama’ baik di tingkat jabodetabek, wilayah (kota), kecamatan maupun tingkat kelurahan atau sektor. Sebagai contoh: Bpk. A.Situmorang/ br.Aruan (A.Santi/ Op.nisi Haposan) menjadi Ketua Umum Parsadaan Situmorang Sipitu Ama dohot Boru-Bere (PSSAB) Cabang Bekasi periode 2010-2015 dan Bpk. B.R.Situmorang/ br.Simanjuntak (A. Dewi/ Op. nisi Jessica) menjadi Ketua Umum Parsadaan Situmorang Sipitu Ama dohot Boru-Bere (PSSAB) Cabang Jakarta Timur periode 2014-2019.
Dalam berbagai kesempatan, tokoh atau Natua-tua ‘Pomparan si Raja Pande’ selalu menanamkan dan mengingatkan kepada para generasi penerusnya agar:
“Hita songon Siangkangan manang Raja Jolo, pinompar ni Ompu Tuan Situmorang, ima Raja Pande Situmorang, balga do tugas dohot tanggung-jawab ta songon pewaris ni Ompunta i;
- Ala hita Raja Jolo, boi padimun-dimunhon pomparan ni Ompu i, ingkon marbahul na bolon jala na lambas marroha di bagasan serep ni roha, asa boi manjujung jala mangkangoluhon padan ni Ompunta di Jabi-Jabi Sisangapan na mandok : ”Sisada lulu ma hamu di anak, sisada lulu di boru. Juhut di sapa ma dilulu anak jala parbue napir ma huntion di lulu boru. Anak dohot boru mu ndang marsiolian jala boru mu ndang jadi marsitindian. Manat ma hamu mardongan sabutuha, elek ma hamu marboru, somba ma hamu marhula-hula. Marsiamin-aminan ma hamu songon lampak ni gaol, marsitungkol-tungkolan songon suhat di robean.”
- Ala Siangkangan hita, ingkon tama do mangaradoti angka anggi-dolinta, asa boi marsada Pinompar ni Ompunta Ompu Tuan Situmorang, ima Situmorang Sipitu Ama.
- Songon Siangkangan/ Raja Jolo ingkon tajujung ma ‘baringin’ta i. Asa arga harajaonta i, ingkon marpangalaho na raja ma hita. Molo adong na masa di pinompar ni Ompunta ingkon tapataridahon ma dirinta songon Sihahaan, unang manginsuruti. Ndang ra/ mungkin hita dihargai anggi-dolinta molo so olo do hita pataridahon dirinta songon Raja Jolo di hita namarhaha-maranggi.
- Songon pewaris ni Raja Batak pe, ala hita pinompar ni Sihahaan ingkon boi do hita pataridahon dirinta songon panorus jala bertanggung-jawab padimun-dimunhon budaya ni Batak i.”
Sehingga dengan demikian, jelas dan pasti bahwa ‘Keluarga Besar Pomparan si Raja Pande se-Jabodetabek’ dibentuk dan dihidupkan adalah untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas peran anggotanya di tengah-tengah punguan ‘Pomparan Ompu Tuan Situmorang’ atau ‘Situmorang Sipitu Ama’ dalam setiap wilayah/ tingkat kepengurusan, baik dalam situasi suka cita, lebih-lebih pada situasi duka/ kemalangan atau kesusahan.
Akhir kata, sai dipasaut Tuhan ta ma tangiang ni Ompungta marhite umpasa na mandok:
Tampulan ni sibaganding
Di atas ni pandingdingan
Horas ma Sipitu Ama na marhaha-maranggi
Sai marsipairing-iringan
Bintatar ma pandingdingan
Simartolu ma parhongkom
Horas ma hita sipitu ama marsipairing-iringan
Debata ma na margonggom.
Pauk ni Situmorang
Pauk mangula juma
Molo burju diboan
Saur ma i matua
Pitu lombu jonggi
Parhalung-halung hotang
Piga soara luluan soara usoan
Lumban Pande ma pandapotan
ttd
BMS. Situmorang/ br.Sitindaon (A.George)
*) Disadur dari Sejarah Singkat Situmorang Lumban Pande & Boru Se-Jabodetabek dalam buku Keluarga Besar Situmorang Lumban Pande & Boru Se-Jabodetabek 2010 serta beberapa sumber lisan. Mohon maaf bila ada kesalahan/ kekurangan. Kami sangat mengharapkan masukan atau koreksi untuk perbaikan.
Horas abang untuk punguan se jakarta / jakarta barat di mana ya abang ada nomor telepon nya ga, mau ikut gabung, mauilate
BalasHapusMauliate salam horas hita sude situmorang padde
BalasHapusHaros jala gabe...
BalasHapusHoras di akka bapak tua nang songoni di hita.
Mangido petunjuk..
Keluarga nami raja pande si an raja siappudan raja ompon.. Sian huta simanindo /pelabuhan. Oppung boru sidauruk/turnip..ajari jolo amang
Mangido pangurupion petunjuk..
BalasHapusSitumorang raja pande ( raja ompon/br sinaga 3 anak)
No hp. 081266967567
Sattabi ma jolo t akka bpa tua/uda niba, marpanukkun ma au, adong do dison situmorang raja pande na sian sijukkang(pakkat-parlilitan)
BalasHapusMolo adong do bpa tua/uda, on nmr hu uda, 085262179159,
BalasHapus